Palembang, Radar RI.com – Kegiatan Wrap Up Meeting Mission The World Bank Pendampingan Pengembangan Strategi Green Housing Di Meeting Room Hotel The 101 Rajawali Palembang, Jumat (16-9-2022)
Dalam kesempatan ini awak media mewawancarai Kadis Perumahan Dan Kawasan Pemukiman Provinsi Sumatera Selatan Ir.Basyaruddin Akhmad, M.SC mengatakan, dari word Bank di lapangan di Kota Palembang karena Provinsi Sumatera Selatan yang terpilih, kota yang terpilihnya di Kota Palembang. Ada beberapa hal yang disampaikan mereka tadi, yang pertama mereka memperkenalkan tools Suitability pemetaan kawasan perumahan dan kawasan kumuh.
Sebenarnya pembangunan Perumahan itu di mana lokasi yang sangat bagus dan disukai oleh masyarakat tidak terlalu jauh agak mendekat ke kota, walaupun konsekuensinya lebih mahal dari transportasi global kawasan-kawasan untuk mengambil kebijakan, dan yang kedua mereka memperkenalkan Retrofit dan spesifikasi jadi mereka pengen perbaikan rumah tidak layakpun itu tidak kakuh tetap mempertahankan kearifan lokal, karena kebanyakan rumah-rumah kumuh, itu bukan rumah kecil tapi rumah panggungnya besar yang di dalamnya banyak keluarga jadi diperbaiki, mungkin di bawahnya yang diperbaiki karena bagian atasnya bagus, pondasinya kemudian di bawahnya di dinding dan tata ruang dari gedung itu sendiri diperbaiki,
maksudnya harus ada yang bermanfaat menghasilkan uang jadi ada ruangan-ruangan ini, unsur ruangan keluarga, untuk ruang tidur dan ini untuk ruang komersil untuk jualan dan lain sebagainya, dengan tetap mempertahankan bentuk-bentuk,”ujarnya.
Sementara kita butuh modal untuk melakukan bedah rumah itu rumah-rumah yang kecil dan memang sudah layak untuk dibedah menjadi rumah tingkat 6 itu lebih mudah kan yang terjadi mereka ini lebih mengedepankan bagaimana kawasan kumuh itu di atas strategi retrofit dan densifikasi dan spesifikasi dan sebenarnya kan dalam mengatasi kebohongan ini kan banyak strategi, kalau strategi yang sering dipakai itu namanya hari upgrade, biar kita lihat kotak itu ya jalannya kemudian drainase-nya ini bagus, kemudian Balai Perumahan melakukan bedah rumah tidak layak.
Harapan kita ke depan rehab atau bedah rumah ketika di bedah sudah memperhitungkan rasio lubang anginnya, ventilasio cahayanya apalagi kalau nanti ke depan ada pembangunan rumah yang menggunakan solar cell betul lebih hemat energi, kemudian air penggunaan air jadi hitungan-hitungan mereka,”tutupnya. (Tomi)
