Palembang, Radar RI.com – (11/3/2022) Deputi Bidang Koordinasi Kelautan Maritim dan Energi Kementrian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi menggelar rapat koordinasi optimalisasi peran kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) dalam menjaga sumber perikanan dan perairan di Provinsi Sumsel bertempat di Hotel Novotel, Jumat (11/3/2022). Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel, Widada Krisna.
Deputi Bidang Koordinasi Kelautan Maritim dan Energi Kementrian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo mengatakan, hari ini pihaknya dari Kemenko Kematiriman dan Investasi yang menangani pengawasan sungai dan laut khususnya masyarakat. “Disini kita menggelar rakor yang dihadiri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementrian PU, Kementrian Lingkungan Hidup, dan kita juga melibatkan Dinas terkait dari Provinsi dan kabupaten dan kota, ” ucapnya.
“Rakor ini membahas bagaimana melibatkan masyarakat dalam pengawasan perikanan dan lingkungan di sungai dan pesisir pantai, dengan melibatkan Pokwasmas. Kita mencoba melihat dan ,membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam melakukan pengawasan di sungai dan pesisir pantai, ” imbaunya.
Ia menuturkan, pihaknya melihat di Sumsel urat nadinya di Sungai Musi. Dengan panjang sungai musi sekitar 750 kilometer, dengan banyak anak sungai dari kabupaten dan kota di Sumsel, sehingga banyak sekali sampah yang masuk ke Sungai Musi dan berakhir ke laut.
“Kita sadari kalah ke Palembang, kita mau makan pempek dan pindang ikan. Dan ikan untuk membuat pempek serta pindang ikan itu berasal dari sungai. “Kita ingin membangun kesadaran masyarakat, bagaimana kalau ikan ikan tersebut terkontaminasi misal ikan memakan sampah, racun. Maka sampah plastik itu terpecah menjadi mikroplastik dan tidak bisa terurai dalam daging.
Begitupula jika ikan memakan racun, itu bisa bayangkan makan pempek dan pindang ikan sungai tapi ikannya sudah terkontaminasi plastik dan racun,” ungkapnya.
Ia mengutarakan, pihaknya ingin menyadarkan masyarakat kalau Palembang terkenal dengan kuliner pempek dan pindang ikan. “Jadi kita ingin masyarakat jangan mengotori sungai. Karena kalau masyarakat dari luar Palembang tau kalau pempek dan pindang ikan berasal dari sungai yang kotor, mereka tidak mau makan pempek dan pindang ikan sungai.
Mari kita sama sama mengedukasi masyarakat, jangan membuang sampah di sungai karena sungai tempat berkeliaran ikan yang kita makan” katanya. (Tomi)