Palembang, RadarRI.com – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), Sumsel Melakukan Pemusnahan Barang Bukti Narkotika Di Halaman Kantor BNNP Sumsel Kamis (21-4-2022).
Narkotika yang dimusnahkan yakni sabu seberat 10,624 gram, pil ekstasi sebanyak 47ribu butir dan ganja sebanyak 1000 batang atau 70 kg.
Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Djoko Prihadi SH mengatakan, kegiatan pada hari ini adalah pemusnahan barang bukti Narkotika. Dimana barang ini didapatkan dari bulan Januari sampai bulan Maret 2022 ini.
“Kita musnahkan ketiga jenis Narkotika yang di dapatkan. Yakni sabu seberat 10,624 gram, pil ekstasi sebanyak 47ribu butir dan ganja sebanyak 1000 batang atau 70 kg. Semua barang bukti ini akan dimusnahkan pada hari ini,” katanya.
Djoko menerangkan, untuk sabu didapatkan dari dua laporan kejadian dengan tersangka dari Padang. Hal ini bersama jajarannya akan dikembangkan. Kemudian sabu dari wilayah Palembang di daerah kenten, berstatus sebagai penjaga gudang inisal R, serta sebagai pemasok dan pengedali dengan berat 7,1 kg sabu dan 47ribu butir pil ekstasi.
Kemudian untuk narkotika jenis ganja ditemukan di daerah empat lawang. hampir 1000 batang dengan berat 70kg. Tanaman ganja ini ditanam gabung dengan wilayah kebun kopi.
“Pohon ganja yang ditanam ini agak berbeda dengan ganja yang berada diwilayah Aceh. Tinggi batang ganja itu sendiri cuman satu meter. Sedangkan jika di wilayah Aceh tinggi ganja bisa sampai 2 meter lebih,” bebernya.
“Kami cukup kesulitan dalam mengenali tanaman ganja ini. Pertama tanaman ini di bonsai menjadi sangat pendek. Serta ditanam digabung dengan tanaman kopi. Jadi jika dilihat sekilas tidak dapat dibedakan dengan tanaman liar. Tapi setelah diperiksa secara sesama baru bisa dipastikan itu tanaman ganja, ” terang Djoko.
Lebih lanjut Djoko menuturkan, peyalagunaan Narkotika sudah sangat memprihatinkan saat ini. Apa lagi untuk wilayah Sumsel masih ada di 2 terbesar di Indonesia untuk peyalagunaan narkotika. Dalam hal ini perlu kerja keras semua pihak. Bukan hanya kewajiban penegak hukum saja tapi semua stakeholder yang ada.
Pihaknya akan di melakukan pendataan sampai ke tingkat RT, bahkan sampai ke desa-desa. Natinya jika didapatkan data yang akurat. Maka wilayah tersebut akan di kelompokkan. Menjadi wilayah kategori waspada, bhaya, siaga dan aman.
“Upaya yang dilakukan di daerah bahaya akan berbeda dengan daerah aman. Jadi pihak kami dapat menekan di wilayah yang paling rawan. Sampai nanti tidak ada kebutuhan di Sumsel terhadap barang haram tersebut,” ucapnya.
Djoko menambahkan, pihaknya akan berkerjasama dengan semua pihak dalam hal pendataan nanti. Jika program kerja ini berhasil dan didapatkan data akurat. Maka cara bertindak yang cepat dan tepat akan dapat dilakukan dilapangan.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Siti Nurizka mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pemusnahan barang bukti agar tidak di salah gunakan.
“Di Muratara banyak anak muda yang menyalahgunakan narkoba. Lebih baik direhabilitasi, sedangkan untuk dipenjara hanya bandar, kurir dan tokoh utama,” ujarnya.
Siti mengungkapkan, pihknya mendukung program BNNP untuk melakukan pendataan. Agar bisa mengindikatorkan desa mana saja untuk zona hitam dan lainnya.
“Saya harap di LP tidak penuh pelaku peyalagunaan narkoba. Jika ada yang masuk LP harusnya hanya bandar dan aktor intelek saja, “pungkasnya.
Ketua DPRD Palembang Zainal Abidin SH mengatakan, memang saat ini untuk SDM di BNNP sendiri kekurangan anggota. Seharusnya untuk wilayah Sumsel sudah ada sebanyak seribu anggota. Tapi saat ini baru ada sebanyak 200 anggota di BNNP Sumsel. Berarti untuk jumlah yang seharusnya hanya 20% saja terpenuhi. Untuk itu maka diperlukan sinergi semua stakeholder di lingkungan Sumsel.
“Barang ini sulit dilacak. Sebab Indonesia sendiri terdiri dari Kepulauan yang sangat luas. Tentu hal ini membuat peran kerja dari pihak BNNP dan kepolisian semakin berat dalam memberantas peredaran barang tersebut,” katanya
“Jika berhubungan dengan anggaran kami siap untuk wilayah Palembang. Sebab kami yakin peran BNNP sudah sangat baik dalam pemberantasan narkoba di wilayah Sumsel, ” ujarnya. (Tomi)