PALEMBANG | RadarRI.com —- Fokus group Discussion Kedatuan sriwijaya dengan tema ” Mengali sejarah Kedatuan sriwijaya Kesultanan Palembang Darussalam, ” acara berlangsung di ruang Selero hotel Swarna Dwipa Palembang. Rabu (13-11-2024).
Dalam momen acara FGD tersebut dihadiri kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Drs.Kgs.H Sulaiman Amin dan Juga para pakar (narasumber) Dr. Didik Pradjoko dan Dr. Bambang dari Universitas Indonesia (UI). Direktur Eksekutif JKPI Nanang Asfarinal, M.si, Dr. Dedi Irwanto, M.A dari Universitas Sriwijaya, BPK Wilayah XI Sumsel Dedy Adrianto, M.Hum, Febri Al Lintani (Sejarawan) dan tamu undangan lainya.
Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang didampingi Sekretaris Septa Marus Eka Putra, SH.M.H menyampaikan “alhamdulillah, hari ini kita menyelenggarakan forum diskusi tentang Kedatuan sriwijaya dan Kita mengajak beberapa narasumber, “
Lanjut Septa Eka, peserta ini merupakan akademisi dan pengiat budaya komunitas yang peduli dengan budaya dan perjalanan tiga zona zaman dari Kedatuan sriwijaya, zaman sriwijaya dan terakhir zaman periode Kesultanan Palembang Darussalam. Kegiatan ini pernah dilaksanakan di Tujuh tahun yang lalu, dan hari kita kembali melaksanakannya untuk lebih mengali lagi.
“kota Palembang merupakan pusat pemerintahan keutuhan sriwijaya masih tetap dipertahankan dan menjadi kajian-kajian oleh pakar-pakar kedepan. Jadi jangan sampai ada pengakuan-pengakuan lain, ” ujar Septa.
Septa menambahkan, Tema hari ini ialah untuk mengulik lagi informasi tentang Kedatuan, karena memang selama ini sudah ada pendapat yang menyatakan bahwa Kedatuan sriwijaya ini berpusat di luar negeri. Ada pengakuan dari keda Malaysia dan termasuk dari Indonesia sendiri di jambi, Jadi dengan adanya diskusi ini kita bisa mengungkap dengan fakta dan data, ungkapya.
Bahwa berdasarkan pengakuan para arkeolog temuan prasasti-prasasti yang ada di seputaran kota Palembang dan itu menjadi bahwa Kedatuan sriwijaya ini berpusat di kota Palembang.
Lanjutnya, Tadi Sempat juga disampaikan oleh para pakar dan juga para pengiat, ada yang menyatakan menyangkut songket. Songket ini sudah dinyatakan warisan budaya dunia berdasarkan ketetapan UNESCO itu milik Malaysia.
“Tapi perkembangan tadi bahwasanya pengakuan songket ini berdasarkan ada beberapa motif. Mengapa saat ada sidang di UNESCO beberapa waktu yang lalu pihak Indonesia tidak mempertahankan, ternyata songket ini ada beberapa macam motif dan itu ciri khas mereka sendiri-sendiri, “.
khusus Songket Palembang sendiri, ada beberapa macam turunan ada yang motif lepus, tawur dan beberapa turunan, pungkasnya. (Tomi)